Selasa, 19 Oktober 2010

sejarah termos

Penemuan vacuum flask (tabung hampa udara) oleh Sir James Dewar di Oxford University, menjadi cikal bakal penemuan termos tempat menyimpan air panas dan dingin untuk minuman. Penemuan yang diciptakan secara tidak sengaja ini menjadi produk hotter atau cooler bagi produk minuman di dunia.
James Dewar, lahir 20 September 1842, di Kincardine-on-Forth, Scotlandia. Ia dibesarkan dari keluarga yang berprofesi sebagai pedagang anggur. Semenjak kecil dan dewasa ia tinggal di kota kelahirannya. Setelah lulus dari bangku sekolah, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Edinburgh dan menjadi murid ilmuwan kimia Lyon Playfair.
Pada tahun 1869, setelah lulus kuliah ia melanjutkan karier intelektualnya menjadi dosen di Royal College Veteriner. Selain mengajar, ia juga sering melakukan penelitian. Sebagian karya penelitiannya lebih banyak dilakukan di Inggris karena fasilitas untuk percobaan jauh lebih baik daripada di negara kelahirannya. Dewar pun mendapatkan gelar profesor di bidang kimia dari Royal College Veteriner, London.
Pada tahun 1904, Dewar melakukan penelitian bersama dengan John Fleming, ahli kimia pada University College London. Keduanya meneliti daya tahan elektris pada suhu -200 dan 200 derajat Celsius. Keduanya memprediksikan daya tahan itu hilang pada -273,15 derajat Celsius. Teori ini lantas dikenal sebagai teori superkonduktivitas.
Pada saat mengerjakan projek itulah secara tak sengaja ia menemukan tabung hampa udara. Tabung itu menggantikan bejana yang selama ini terbuat dari kaca. Awalnya, penemuan termos merupakan adaptasi dari tabung hampa udara yang digunakan untuk pengiriman dan penyimpanan gas cair. Namun, Dewar melihat peluang lain dari temuannya itu. Ia kemudian mengembangkan tabung hampa udaranya menjadi sebuah termos yang mampu mempertahankan suhu dingin dan panas.
Thermos flask yang berbentuk botol terbuat dari kaca berdinding rangkap, ruang di antara kedua dinding dibuat hampa dan satu dinding dalam ruang hampa ini dilapisi perak. Dengan dinding semacam ini, isi di dalam termos tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan -perubahan keadaan di luar.
Pada termos terdapat dinding kaca yang bagian dalam dan bagian luarnya dibuat mengilap. Bagian dalam kaca dibuat mengilap agar kalor dari air panas tidak terserap pada dinding. Sementara itu, bagian luar dinding kaca dibuat mengilap berlapis perak agar tidak terjadi perpindahan kalor secara radiasi. Ruang hampa di antara bagian dalam dan luar berfungsi mencegah perpindahan kalor secara konveksi. Tutup termos terbuat dari bahan isolator, seperti gabus, mencegah terjadinya perpindahan kalor secara konduksi.
Pada tahun 1904 temuan brilian Dewar ini diproduksi secara komersial dengan pendirian perusahaan Thermos GmbH. Meski begitu.
James Dewar meninggal tahun 1923 saat berusia 80 tahun di London, Inggris. Sampai akhir hayatnya, ia dikenal sebagai peneliti yang banyak menciptakan penemuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar